SEJARAH DESA BHONTU-BHONTU
Desa Bhontu-Bhontu adalah sebuah pulau kecil yang berada di wilayah pesisir, letak nya tepat di sebelah Utara daratan pulau Muna.
Pada tahun 1930-1940 an sebelum Pemerintahan Belanda. Desa bhontu-bhontu di kenal dengan nama Tobea kecil atau Bontu-Bontu karena termasuk dalam gugusan kepulauan Tobea. Pada masa itu desa Bhontu-Bhontu masih berstatus sebagai Kampung.
Bontu-Bontu adalah nama sebuah pohon yang tumbuh pada daratan pulau yang kering di sekililing nya, selain itu nama Bontu-Bontu juga dapat di artikan sebagai bentuk keterputusan karena posisi dan kondisi Pulau desa Bhontu-Bhontu tidak terhubung dengan wilayah daratan.
Pada tahun 1953 masyarakat desa Bhontu-Bhontu yang sudah membangun perumahan terpaksa harus mengungsi ke Raha dengan meninggal kan sebagian harta benda karena gangguan keamanan (Pemberontakan DI/TII) dan pada tahun 1962, mengungsi lagi ke Tampo ibu kota Kecamatan Napabalano Sekarang.
Sekitar tahun 1967-1970 masyarakat kembali lagi ke desa Bhontu-Bhontu secara berangsur-angsur dan kembali membangun perumahan baru atau memperbaiki yang sudah ada. Pada tahun tersebut lah wilayah kepulauan Tobea terbentuk menjadi 1 (satu) desa, yaitu desa lakarama dan desa Bhontu-Bhontu menjadi RK ibu kota desa adalah pulau Tobea besar.
Pada tahun 1997, Bontu-Bontu menjadi desa defenitif dengan nama desa Bahari.
Seiring berjalan nya waktu, sebutan nama desa Bahari kurang di kenal mengingat sebutan bahari bukan saja hanya untuk desa Bhontu-Bhontu, oleh karena itu untuk mengembalikan identitas desa, maka pada Tahun 2019 nama desa Bahari di ganti menjadi Bhontu-Bhontu. Penyebutan atau pun penulisan pada nama Bhontu-Bhontu di pengaruhi oleh dialek bahasa daerah setempat(Muna) sehingga nama Bontu-Bontu menjadi Bhontu-Bhontu.